Apa itu Autisme (Autis) Bagaimana Terapinya dengan Ruqyah ?
Bahrussyifa Terapis – Autisme atau gangguan spektrum autis adalah kelainan fungsi otak dan saraf yang cukup kompleks sehingga memengaruhi perilaku serta proses berpikir. Autisme mencakup gangguan dalam segala aspek, mulai dari sosial, bahasa, serta komunikasi secara verbal maupun nonverbal.
Autisme merupakan kondisi yang dapat terdeteksi semasa kanak-kanak dan berlangsung selama seumur hidup. Meski begitu, autisme bukanlah suatu penyakit, melainkan kondisi ketika otak bekerja dengan cara yang berbeda dari orang lain.
Mengidap autisme bukan berarti tidak bisa memiliki kualitas hidup selayaknya orang normal. Kondisi ini tetap memungkinkan bagi pengidapnya untuk berteman, berhubungan dengan orang lain, atau mendapatkan pekerjaan, meski terkadang mereka membutuhkan bantuan ekstra dalam hal tersebut.
Jenis autisme di antaranya adalah sindrom Asperger, gangguan autistik, gangguan perkembangan pervasif (PDD-NOS), dan childhood disintegrative disorder (sindrom Heller). Kondisi ini juga kerap dikaitkan dengan sindrom Savant.
Perbedaan Autisme dan Down Syndrome
Sebagian orang mungkin masih bingung mengenai perbedaan autisme dan down syndrome. Kedua kondisi ini jauh berbeda, autisme atau autis adalah gangguan pada perkembangan dan tidak dipengaruhi kromosom. Sementara itu, down syndrome merupakan gangguan intelektual yang dipengaruhi oleh kelainan jumlah kromosom.
Penyebab Autisme (Autis)
Masih belum diketahui secara pasti apa penyebab autisme. Namun, suatu penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan lingkungan.
Pada tes pencitraan juga ditemukan bahwa pengidap autisme memiliki perkembangan yang berbeda di beberapa area otak. Gangguan perkembangan otak tersebut menyebabkan adanya masalah pada kinerja sel otak satu dan yang lainnya.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami autis adalah:
Mutasi gen, seperti sindrom Rett atau fragile X syndrome. Berjenis kelamin laki-laki. Faktor lingkungan, seperti komplikasi semasa kehamilan, polusi udara, atau penggunaan obat-obatan.
Faktor genetik. Seseorang yang memiliki anak dengan kondisi autisme berisiko lebih tinggi untuk mengandung kembali anak dengan autisme. Bayi lahir prematur.
Gejala Autisme
Pada beberapa kasus, anak dengan autisme menunjukkan perkembangan normal di tahun pertamanya. Kemudian, tanda-tanda autisme mulai muncul ketika anak memasuki usia 2 atau 3 tahun.
Namun, gejala autisme juga dapat terlihat lebih awal seperti menurunnya kemampuan kontak mata atau tidak merespon saat dipanggil. Sehingga, kondisi ini dapat didiagnosis sedini mungkin mulai usia 18 bulan. Penelitian menunjukkan bahwa deteksi dini memiliki pengaruh yang positif bagi penderita autisme di kemudian hari.
Perlu diketahui, gejala autisme berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya, tergantung dari tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala yang umum dialami oleh pengidap autisme atau autis adalah:
Kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Sulit memahami pikiran dan perasaan orang lain.
Merasa tidak nyaman bahkan stres karena beberapa hal, misalnya lampu yang terlalu terang atau suara yang keras. Membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima dan memahami suatu informasi.
Melakukan hal yang sama berulang kali, misalnya membuka pintu berulang kali. Mereka melakukan itu untuk meredakan rasa cemas atau sekadar merasa nyaman dengan hal tersebut.
Merasa kesal dan cemas ketika menghadapi situasi yang masih asing, misalnya saat berada di keramaian atau bertemu orang baru.
Untuk Terapi Anak Autis Hubungi KamiÂ
Terapi Autis Denagan Ruqyah